Generasi emas, medali emas, investasi emas—kita sering mendengar istilah emas dilekatkan pada sesuatu yang bernilai tinggi. Sejak zaman dahulu hingga sekarang, emas memang selalu dianggap berharga. Catatan tertua tentang emas muncul dari Mesopotamia kuno, khususnya tablet kuneiform bangsa Sumeria sekitar 2600–2500 SM yang mencatat perdagangan, persembahan kepada dewa, serta inventaris yang sudah menyebut emas. Kemudian, salah satu karya sastra tertua di dunia, Epos Gilgamesh (sekitar 2100 SM), juga menyinggung emas, menggambarkannya sebagai simbol kekayaan dan kemegahan dalam kisah kepahlawanan tersebut.

Tradisi itu berlanjut sepanjang sejarah manusia. Dari simbol kejayaan kerajaan, alat tukar dalam perdagangan, hingga instrumen investasi modern, emas terus mempertahankan statusnya sebagai logam mulia. Tidak heran jika sampai sekarang emas masih identik dengan nilai, kemakmuran, dan prestise.

Mengapa Emas Bernilai?

Kalau dibandingkan dengan nilai tukar lain, emas punya rentang waktu penggunaan yang jauh lebih panjang:

  • Emas – ± 4000 tahun (literatur tertua berasal dari 2600 SM)
  • USD – ± 121 tahun
  • Rupiah – ± 80 tahun

Jelas, usia “mata uang” emas jauh lebih lama.

Ada beberapa alasan mengapa emas dihargai begitu tinggi:

  1. Konstruksi sosial – manusia secara kolektif sepakat bahwa emas bernilai.
  2. Sifat fisik yang unik – emas tahan lama, tidak berkarat, mudah ditempa, dan memiliki kilau khas yang membuatnya indah.
  3. Kelangkaan – pasokannya terbatas secara alami, sehingga permintaan lebih besar daripada ketersediaan.

Bagaimana emas terbentuk?

Sebelumnya, kita lihat dulu emas sebagai unsur kimia, di tabel periodik emas memiliki nomor 79 yang menandakan banyaknya proton yang dimiliki dalam satu atom emas.

Di alam semesta kita, atom selain hidrogen terbentuk karena adanya reaksi fusi pada inti bintang. Reaksi fusi ini hanya dapat membentuk atom sampai dengan besi (Fe) yang memiliki 26 proton. Unsur yang memiliki proton diatas 26 membutuhkan energi yang lebih tinggi, seperti supernova, dan neutron star collision. Oleh karena itu, secara natural, atom-atom ini langka adanya di alam semesta kita. Berikut abundancenya.

Secara kimia, emas adalah unsur dengan nomor atom 79, artinya setiap atom emas memiliki 79 proton.

Dalam alam semesta, atom selain hidrogen terbentuk melalui reaksi fusi di inti bintang. Namun, reaksi fusi di bintang hanya bisa membentuk unsur hingga besi (Fe, nomor atom 26). Unsur yang lebih berat, seperti emas, hanya bisa terbentuk melalui peristiwa kosmik ekstrem: ledakan supernova atau tumbukan bintang neutron.

Itulah sebabnya emas sangat langka, baik di bumi maupun di jagat raya. Kelangkaan ini, ditambah sifatnya yang mudah diolah, membuat emas begitu bernilai bagi manusia.

Universal

Emas memiliki keunikan karena bisa diterima hampir di seluruh dunia sebagai alat pertukaran. Dimanapun kita berada—entah di Asia, Eropa, Amerika, atau Afrika—emas selalu punya pasar dan pembeli. Tidak banyak komoditas yang bisa diperlakukan seperti ini. Misalnya, jika kita membawa mata uang lokal ke luar negeri, nilainya mungkin berbeda atau bahkan tidak berlaku. Tapi emas tetap bisa dijual, ditukar, atau dipertahankan nilainya tanpa memandang batas negara.

Inilah yang membuat emas dianggap memiliki nilai jual universal. Ia tidak bergantung pada kebijakan moneter, inflasi, atau situasi politik suatu negara. Seorang pedagang di Timur Tengah ribuan tahun lalu maupun investor modern di Wall Street akan sama-sama melihat emas sebagai aset berharga. Dengan kata lain, emas adalah bahasa nilai yang dipahami oleh semua orang, di semua tempat, dan di semua era.

Studi Kasus: Zimbabwe

Bayangkan kamu hidup di Zimbabwe saat hiperinflasi melanda. Uang kertas di sana kehilangan nilai begitu cepat, sampai-sampai orang butuh setumpuk uang hanya untuk membeli sepotong roti.

Jika seluruh kekayaanmu disimpan dalam mata uang lokal, nilainya akan lenyap. Tapi kalau sebagian disimpan dalam emas, ceritanya berbeda. Emas tetap punya harga yang diakui global dan bisa ditukar dengan mata uang asing yang stabil.

Hal yang sama berlaku di Indonesia. Jika suatu hari rupiah melemah drastis karena krisis ekonomi, emas bisa berfungsi sebagai pelindung nilai (hedge). Harga emas biasanya menyesuaikan dengan pelemahan rupiah, sehingga nilainya tetap aman ketika ditukar dengan USD atau Euro.

Karena sifatnya ini, emas sering disebut sebagai aset safe haven—perlindungan andal ketika badai ekonomi melanda.

Geologically

Proses mendapatkannya pun tidak mudah. Tambang emas biasanya berada di kedalaman tertentu dan membutuhkan teknologi canggih untuk memisahkan emas dari batuan atau pasir mineral. Karena pasokannya terbatas dan tidak bisa diperbarui melalui produksi buatan, kelangkaan emas semakin menambah nilai universalnya. Setiap gram emas yang kita pegang hari ini sejatinya adalah hasil perjalanan panjang dari peristiwa kosmik hingga usaha manusia menggali bumi.

Kenapa Bukan Platinum?

Faktanya, ada logam mulia lain yang jauh lebih langka dari emas: platinum. Kandungan platinum di bumi lebih sedikit, dan proses ekstraksinya pun lebih sulit. Logam ini banyak digunakan untuk industri teknologi tinggi, seperti katalis mobil, perhiasan mewah, hingga perangkat medis.

Namun, meski lebih langka, platinum tidak sepopuler emas sebagai standar kekayaan. Alasannya sederhana: sejarah dan kepercayaan kolektif. Sejak ribuan tahun lalu, emas sudah dipakai sebagai mata uang, simbol kekuasaan, dan perhiasan. Emas lebih mudah dikenali, diwariskan, dan diterima lintas generasi.

Platinum memang bernilai tinggi, tapi tidak pernah benar-benar menyaingi emas dalam hal status dan popularitas.

Namun, meski lebih langka, platinum tidak seterkenal emas sebagai standar kekayaan atau alat tukar. Hal ini terjadi karena emas memiliki sejarah panjang dalam peradaban manusia sebagai mata uang, perhiasan, dan simbol kekuasaan. Emas lebih mudah dikenali, diproses, dan diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga kepercayaan kolektif terhadap emas jauh lebih kuat. Platinum memang bernilai tinggi, tapi karena ketersediaannya yang sangat terbatas dan sifat pasarnya yang lebih kecil, logam ini tidak pernah benar-benar menyaingi emas dalam hal status dan popularitas.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *